Anomali.id – Hari ini, sinar mentari menyapa dengan lembut di kota New York, Amerika Serikat, namun bagi umat Islam di sini, cahaya itu juga menjadi saksi awal Ramadan yang penuh berkah. Melangkah di tengah gemerlapnya metropolis ini, kita berpapasan dengan kisah kebersamaan dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah puasa dan salat Tarawih.
Hari pertama Ramadan di Amerika Serikat menjadi momen yang spesial, di mana umat Muslim di sini merayakan kedatangan bulan suci dengan penuh semangat. Waktu imsak dan berbuka pun menjadi catatan penting, dimulai sekitar pukul 6 pagi dan berakhir saat magrib menjelang pukul 8 malam, memberikan jeda waktu sekitar 13 jam untuk menahan lapar dan haus.
Namun, perlu diingat bahwa New York memiliki iklim yang berbeda dengan Indonesia. Di tengah musim semi yang berkisar pada suhu sekitar 5 derajat Celsius, umat Islam di sini menghadapi tantangan tersendiri dalam menjalankan ibadah. Meski cuaca dingin menusuk, semangat untuk melaksanakan salat Tarawih tak pernah surut. Bahkan dengan kamera yang bergoyang diterpa angin, mereka tetap teguh dalam ketaatan mereka.
Salat Tarawih, meskipun dilakukan di tengah gemerlapnya kota yang tidak pernah tidur, memiliki keistimewaan tersendiri. Mesjid-mesjid di pusat kota menjadi tempat berkumpulnya umat, meskipun di tengah suhu yang terasa sangat dingin. Namun, kehangatan persaudaraan dan ketulusan dalam ibadahlah yang membuat suasana semakin terasa akrab.
Melalui laporan dari New York, kita tidak hanya memperoleh informasi tentang pelaksanaan ibadah di sana, tetapi juga merasakan kehangatan dan kebersamaan yang terpancar dari setiap sudut kota. Semoga Ramadan di New York, Amerika Serikat, menjadi waktu yang penuh berkah dan keberkahan bagi seluruh umat Islam di sana, serta menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan dan semangat, di mana pun kita berada.
