Anomali.id – Dalam keheningan yang melingkupi, hati-hati kita terasa tergelapkan oleh ketidaktahuan. Pikiran kita terperangkap dalam bayang-bayang yang tak berujung, tersumbat oleh ketidakmampuan untuk memahami esensi dari segala yang ada. Tulisan-tulisan logika yang terpatri dalam benak kita pun menjadi tersembunyi, tak tersentuh oleh cahaya pengertian yang sesungguhnya. Betapa dalamnya kita terjerumus dalam ketidakpastian, tak mampu memahami esensi keputusan yang kita ambil untuk menentukan arah hidup kita sendiri.

Baca juga: Amicus Curiae Megawati Di Akhir Sidang Pilpres 2024

Di tengah kerumitan ini, muncul pertanyaan yang menggema di benak setiap insan: di mana letak kebaikan yang sejati? Kebaikan yang tidak hanya menyentuh permukaan, tetapi juga menciptakan transformasi yang mendalam dalam diri kita. Kita berusaha mencari jawaban dari pertanyaan yang menyulut api keingintahuan ini, namun seringkali terjebak dalam labirin pikiran yang tak kunjung usai.

Namun, jawaban sebenarnya mungkin bukanlah sesuatu yang dapat dijabarkan dengan kata-kata. Ia tersembunyi dalam pengalaman hidup, dalam momen-momen di mana kita merenung dan meresapi makna kehidupan. Kebaikan sejati mungkin terletak dalam setiap tindakan kecil yang kita lakukan untuk sesama, dalam ketulusan hati kita ketika kita membuka diri untuk memahami orang lain.

Baca juga: 10 Game PC Survival Terbaru

Untuk menemukan kebaikan yang sejati, kita perlu melampaui batas-batas pikiran dan meresapi esensi dari keberadaan kita di dunia ini. Kita perlu membuka mata dan hati kita untuk melihat keindahan di sekitar kita, serta belajar dari pengalaman hidup yang telah kita jalani. Hanya dengan begitu, kita akan mampu memahami dan mengerti makna sejati dari kebaikan yang ada di dunia ini.

Bersumber Sajak Ainur Rofiq
Gelap semua hati karna adanya tanpA mengetahui.
Dari pikiran .tertutup tulisan logikA .
lebih dalam TK tau apa apA keputusan tentang kepastian kita sendiri..
di mana kebaikan yg sebenarnya..yg perlu kita pahami.dan di mengerti.