Anomali.id – Keraton Yogyakarta merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan menggelar tradisi numplak wajik, sebuah upacara yang melibatkan pembuatan gunungan oleh para Abdi Dalem dalam Keraton. Rencananya, gunungan ini akan dibagikan pada tanggal 11 April dalam acara grebeg Syawal 1445.
Saat prosesi tersebut berlangsung, alunan musik gejolak Lesung mengiringi para Abdi Dalem dalam Keraton dalam tradisi upacara numplak wajik di Bangsal Pati Pranden, pelataran kamangganan Kompleks Keraton Yogyakarta. Rangkaian upacara dimulai dengan membalikkan adonan wajik berukuran besar di atas pondasi papan oleh para Abdi Dalem, baik perempuan maupun laki-laki. Kemudian, wajik tersebut diikat pada kerangka bambu dan disusun dengan rangkaian ujung mustaka atau rengginang berwarna-warni. Prosesi terakhir adalah membaluri bagian bawah gunungan dengan ramuan rempah, yang kemudian dibagikan kepada warga yang hadir untuk melihat prosesi tersebut.
Baca juga : Mendalami Anemia Aplastik, Penyakit Yang Diderita Almarhum Babe Cabita
Menurut tradisi, gunungan tersebut memiliki makna yang dalam bagi masyarakat, selain sebagai sedekah Raya dari Keraton kepada rakyatnya. Pada tahun ini, rencananya gunungan Keraton tidak akan diperebutkan, namun akan dibagikan langsung secara tertib kepada masyarakat, sebagaimana yang dilakukan seperti dulu kala.
Tradisi numplak wajik di Keraton Yogyakarta menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perayaan Hari Raya Idul Fitri, menghadirkan kebersamaan dan kegembiraan bagi masyarakat setempat.
Baca juga : Kerajaan Arab Saudi Menetapkan Idul Fitri Rabu 10 April 2024
Jangan ketinggalan perkembangan terbaru! Ikuti update berita terkini di anomali.id ! Dapatkan informasi terpercaya dan terbaru setiap hari.
2 thoughts on “Keraton Yogyakarta Memeriahkan Hari Raya Idul Fitri dengan Tradisi Numplak Wajik”