Anomali.id – Suasana Ramadhan di kompleks Masjid Menara Kudus, Jawa Tengah, memiliki daya tarik yang khas bagi masyarakat setempat. Pada Senin sore kemarin, pengunjung dapat menyaksikan pengurus masjid yang berpenampilan seperti pelajar sekolah tua, lengkap dengan ikat kepala dan sarung batik. Namun, yang menjadi sorotan utama adalah tradisi Dandangan atau permainan gendang yang telah dilestarikan sejak masa Sunan Kudus pada abad ke-14.

Tradisi ini menjadi ritual umum untuk mengumumkan awal bulan Ramadhan. Dalam tradisi Dandangan, pengurus masjid terpilih memainkan dua kendang dengan irama teratur yang telah dilakukan berulang kali selama bertahun-tahun di kompleks Masjid Menara Kudus.

Baca juga : KPK Umumkan Dugaan Mega Korupsi dalam Pengadaan Peralatan Rumah Dinas DPR RI

Menurut catatan sejarah, Sunan Kudus dahulu menggunakan tradisi ini sebagai penanda dimulainya bulan Ramadhan. Masyarakat pada masa itu akan pergi ke Masjid Menara Kudus untuk mendengar pengumuman dari Sunan Kudus sendiri. Nama “Dandangan” diambil dari bunyi gendang yang terdengar, mengisyaratkan pentingnya momen tersebut.

Hingga kini, tradisi Dandangan masih memikat perhatian masyarakat Kudus dan sekitarnya. Mereka terus berdatangan ke Masjid Menara Kudus untuk melihat dan merasakan bagian dari warisan Sunan Kudus yang kaya akan tradisi dan nilai-nilai keagamaan.

Baca juga : Beres! Jokowi Sahkan THR dan Gaji ke-13 untuk Aparatur Negara !

Tradisi ini tidak hanya menjadi bagian dari sejarah lokal, tetapi juga merupakan wujud dari kebersamaan dan kekayaan budaya yang harus dilestarikan dan dijaga dengan baik oleh generasi selanjutnya. Dengan terus menghidupkan tradisi Dandangan, masyarakat Kudus memastikan bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap relevan dan berdampak positif bagi kehidupan mereka.

Dengan begitu, kompleks Masjid Menara Kudus tetap menjadi tempat yang penuh dengan kehangatan, kebersamaan, dan keagungan tradisi yang tak ternilai harganya bagi masyarakat setempat. Tradisi Dandangan adalah bukti nyata bahwa warisan sejarah dapat tetap hidup dan menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang.