Anomali.id – Tahun 1983 adalah momen pertama kali internet diperkenalkan di Indonesia. Namun, pada saat itu, internet hanya bisa diakses oleh instansi pendidikan dan pemerintah. Tidak banyak orang yang tahu bahwa internet bisa diakses oleh semua orang sampai muncul seorang pionir yang menjadikannya mungkin pada tahun 1994. Sosok tersebut adalah Otto Sugiri, seorang veteran teknologi Indonesia yang membuat lompatan besar dalam dunia internet dan teknologi di tanah air.
Mungkin banyak orang tidak tahu, Otto Sugiri dengan penampilan sederhana—berambut panjang abu-abu, kaos hitam lengan panjang, dan celana jeans—adalah orang di balik hadirnya internet di Indonesia. Ia mendirikan Indonet, perusahaan Internet Service Provider (ISP) pertama di Indonesia. Berkat Indonet, masyarakat Indonesia bisa mulai mengakses internet, mengirim email, browsing, dan melakukan banyak hal lain yang saat itu dianggap canggih. Kini, internet telah berkembang pesat, memungkinkan kita menikmati YouTube, Facebook, TikTok, dan banyak aplikasi lain yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari jutaan orang di Indonesia.
Perjalanan Hidup Otto Sugiri
Oto Sugiri bukan hanya seorang inovator, tapi juga seorang pejuang. Perjalanannya untuk mencapai kesuksesan tidak mudah. Dia lahir pada tahun 1953, namun tidak banyak informasi yang tersedia tentang masa kecilnya. Meski begitu, dalam beberapa wawancara, Oto bercerita bahwa masa kecilnya diisi dengan bermain bersama teman-teman di perkampungan. Waktu itu, mainan harus dibuat sendiri, yang justru mengasah kreativitas dan membentuk karakternya.
Lulus dari RWTH Aachen University, Jerman, pada tahun 1980 dengan gelar Sarjana Teknik Elektro, Otto memiliki minat besar di dunia pemrograman. Namun, setelah lulus, tantangan besar menantinya. Di Indonesia, pada awal tahun 80-an, peluang kerja untuk seorang programmer sangat terbatas. Selama dua tahun, Otto berjuang mencari pekerjaan hingga akhirnya mendapatkan proyek perangkat lunak untuk mengelola kredit nelayan di Papua, sebuah proyek yang membawanya ke dunia perbankan.
Tak lama kemudian, pamannya yang bekerja di Bank Bali menawarinya pekerjaan untuk mengembangkan software di perbankan. Awalnya, Otto menolak, tapi akhirnya menerima tawaran itu karena dijanjikan satu set komputer besar, yang sangat ia inginkan saat itu. Di Bank Bali, ia bekerja selama enam tahun dan mengembangkan sistem perbankan yang inovatif. Namun, Otto mulai merasa bosan karena keterbatasan inovasi di lingkungan perbankan yang sangat ketat.
Mendirikan Sigma Cipta Caraka
Pada tahun 1989, Otto Toto Sugiri memutuskan untuk berhenti bekerja dan mendirikan perusahaan perangkat lunaknya sendiri bersama beberapa rekan kerjanya. Mereka mendirikan Sigma Cipta Caraka, sebuah perusahaan teknologi yang fokus pada dunia perbankan. Sigma berkembang pesat, terutama setelah pemerintah melonggarkan kebijakan di sektor perbankan, meningkatkan jumlah bank yang memerlukan dukungan teknologi.
Kesuksesan Sigma semakin terbukti ketika pada tahun 2008, Telkom Indonesia membeli 80% saham Sigma Cipta Caraka senilai 35 juta dolar AS, dan perusahaan tersebut berganti nama menjadi Telkomsigma. Hingga kini, Telkomsigma menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di Indonesia, yang berfokus pada manajemen data, termasuk untuk Telkomsel dan berbagai perusahaan besar lainnya.
Indonet: Menghubungkan Indonesia dengan Dunia
Namun, kesuksesan Otto tidak berhenti di dunia perbankan. Pada tahun 1994, dengan dana yang ia peroleh dari Sigma, Oto mendirikan perusahaan ISP pertama di Indonesia, Indonet. Indonet adalah langkah besar yang memungkinkan masyarakat Indonesia mulai merasakan manfaat internet. Tidak lagi hanya digunakan oleh instansi pemerintah atau pendidikan, kini internet bisa diakses oleh siapa saja. Oto Sugiri sukses membawa Indonesia memasuki era digital.
Meskipun Indonet kini sudah tidak lagi sebesar dulu, kontribusiToto Sugiri melalui perusahaan ini sangatlah signifikan. Ia adalah orang yang berjasa membuka jalan bagi perkembangan internet dan teknologi di Indonesia.
Mendirikan PT DCI Indonesia
Tidak berhenti di Indonet, pada tahun 2011, Oto mendirikan PT DCI Indonesia, perusahaan data center terbesar di Indonesia. PT DCI Indonesia kini menjadi penyedia layanan pusat data yang terkemuka dengan sertifikasi Tier IV, standar tertinggi di industri pusat data global. Perusahaan ini melayani klien-klien besar seperti Amazon Web Services, Google Cloud, Microsoft, dan Alibaba, serta berbagai perusahaan telekomunikasi dan jasa keuangan di Indonesia dan Asia Tenggara.
Pada tahun 2021, PT DCI Indonesia mencatatkan sahamnya di bursa, dan harga sahamnya melonjak lebih dari 13.000% dalam beberapa bulan. Investor yang membeli sahamnya pada harga awal mendapatkan keuntungan besar. Fenomena ini menghebohkan dunia bisnis Indonesia dan membuat PT DCI menjadi salah satu perusahaan dengan kenaikan saham paling fenomenal.
Otto Sugiri, “Bill Gates”-nya Indonesia
Karena kontribusinya yang besar di bidang teknologi, banyak yang menyebut Otto Sugiri sebagai “Bill Gates-nya Indonesia”. Otto telah berulang kali membuktikan kemampuannya untuk berinovasi dan memajukan teknologi di Indonesia. Kesuksesannya tidak hanya didorong oleh kecerdasan teknis, tapi juga kerja keras, ketekunan, dan mentalitas sederhana yang selalu ia pegang teguh.
Bahkan hingga saat ini, meskipun menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai lebih dari 2,1 miliar dolar AS (sekitar Rp32 triliun), Oto tetap mempertahankan gaya hidup yang sederhana. Prinsip hidupnya adalah untuk selalu menjauhi utang dan tidak meminta-minta. Menurut Otto, kesuksesan datang dari kerja keras dan tekad yang kuat, bukan dari bergantung pada orang lain.
Kesuksesan yang diraihnya selama ini juga tidak terlepas dari rasa baktinya kepada orang tua. Dalam berbagai kesempatan, Otto sering menekankan pentingnya menghormati dan merawat orang tua, sebuah nilai yang ia yakini turut mempermudah segala urusan hidupnya. Jangan ketinggalan anomali terbaru! Ikuti update berita terkini di anomali.id ! Dapatkan informasi terpercaya dan terbaru setiap hari.
