Jakarta, anomali.id – Bukan hanya harga beras, namun harga telur di pasaran juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Menurut salah satu pedagang, Martini, harga telur saat ini mencapai Rp32.000 hingga Rp33.000 per kilogramnya, anomali jauh dari sebelumnya yang hanya Rp28.000 per kilogram.
Martini mengungkapkan bahwa anomali harga tersebut telah terjadi sejak musim Pemilu 2022. Hal ini membuatnya merasa pemasukannya merosot, bahkan omset dari hasil berjualan telur menurun hingga 30%.
Namun, pertanyaannya adalah seberapa besar anomali harga telur ini dan bagaimana dampaknya terhadap pemasukan para pedagang seperti Martini? “Sejak kapan naiknya ya? Mau dekat 10 habis habis sinci gak lama deh kayaknya, pokoknya Pemilu enggak lama deh langsung naik terus deh,” ujar Martini.
Tidak hanya itu, kenaikan harga telur juga memicu pertanyaan apakah pembeli akan beralih ke alternatif lain seperti telur pecah? Namun, menurut Martini, telur pecah tidak menjadi opsi yang umum di kalangan pembeli biasa.
Sementara itu, masyarakat juga bertanya-tanya mengenai peran pemerintah dalam mengatur harga pasar. “Kalau misalkan telur kayak gini atas gak bu di pasar, ini ngambil dari mana Bu? Pasar Induk ini, dari enggak engak ada pasar induk dari peternak, Bu,” tambahnya.
Anomali harga telur ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, sementara para pedagang seperti Martini terus mencari solusi untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar yang tidak menentu.