Bullying di SMA Binus Internasional BSD: Kehadiran Ayah Artis Menyita Perhatian

21 Februari 2024 14:57 WIB
Polish_20240221_150605149

Tangerang Selatan, anomali.id – Kasus bullying kembali mencoreng dunia pendidikan, kali ini terjadi di SMA Binus Internasional BSD. Corporate PR SMA Binus, Haris Suhendar, mengumumkan pada Senin, 19 Februari 2024, bahwa ada delapan nama pelaku, salah satunya adalah Legolas Rompies. Pengumuman tersebut juga menyebutkan bahwa pihak sekolah telah memanggil ayah dari salah satu pelaku, Vincent Rompies, yang notabene adalah seorang artis terkenal.

Meskipun kasus bullying sebelumnya yang melibatkan Mario Dandy dan David Ozora telah menimbulkan kehebohan hingga memaksa pelaku dan ayahnya, Rafael Alun, masuk penjara, tampaknya para remaja belum juga berhenti melakukan bullying.

Vincent Rompies, sebagai ayah dari salah satu pelaku, tentu tidak mengetahui kejadian di depan SMA Binus tersebut. Namun, namanya akan terbawa dalam sorotan publik. Sebagai seorang artis dan tokoh publik, Vincent telah menyekolahkan anaknya di sekolah terbaik, namun hal ini tetap menyisakan pertanyaan tentang bagaimana lingkungan sekolah bisa mempengaruhi perilaku anak.

Bullying bukanlah masalah baru, namun sering kali masih dianggap remeh oleh sebagian orang. Beberapa bahkan berpendapat bahwa karakter anak sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan di luar jam belajar. Namun, hal ini tidak berarti bahwa masalah bullying harus diabaikan atau disepelekan.

Dua kasus terbaru yang terjadi, yakni di Sulawesi Utara dan Binjai, menunjukkan betapa seriusnya dampak dari bullying di sekolah. Satu anak SD dan satu anak SMP harus meregang nyawa karena tindakan kekerasan yang mereka alami di lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi tempat yang aman bagi mereka.

Untuk mengatasi masalah bullying, perlu adanya langkah konkret dan sistematis. Pertama, diperlukan pengawasan yang ketat di sekolah, terutama pada saat istirahat dan pulang sekolah. CCTV bisa menjadi alat bantu, tetapi pengawasan langsung dari guru dan staf sekolah lebih efektif dalam mencegah terjadinya kekerasan.

Selain itu, edukasi tentang pentingnya menghormati satu sama lain dan menolak segala bentuk kekerasan juga harus diberikan kepada siswa. Program “e-shop” yang interaktif dan menarik dapat menjadi sarana untuk menyadarkan siswa tentang cara menyatakan ketidaknyamanan mereka secara positif dan menghadapi situasi bullying dengan bijaksana.

Tak hanya itu, penting juga untuk menetapkan konsekuensi yang jelas bagi pelaku bullying. Setiap sekolah harus memiliki aturan dan SOP yang jelas dalam menangani kasus bullying, serta memberikan pesan kuat bahwa tindakan kekerasan tidak akan ditoleransi

Dengan langkah-langkah konkret seperti pengawasan yang ketat, edukasi yang menarik, dan penerapan konsekuensi yang adil, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, damai, dan menyenangkan bagi semua siswa. Ayo bersama-sama kita berkomitmen untuk mengatasi masalah bullying di sekolah dan menciptakan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4232508926941629218

Latest News

12848135643216883582
5003596313931723273