Anomali.id – Puluhan ribu warga Israel memenuhi jalan-jalan di Jerusalem dan Tel Aviv pada Minggu, 31 Maret 2024, dalam unjuk rasa besar-besaran menentang pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dilansir dari Guardian news. Demonstrasi ini menuntut pencapaian kesepakatan damai antara Israel dan Hamas, pembebasan sandera, serta panggilan untuk penyelenggaraan pemilihan umum lebih awal.

Dalam aksi unjuk rasa tersebut, warga menghadirkan seruan keras kepada pemerintah Netanyahu untuk bertindak cepat. Mereka menganggapnya gagal melindungi Israel dari serangan Hamas yang terjadi pada 7 Oktober 2023. “Dia membawa kita ke jurang. Kita berada di tempat di mana jika dia tidak berubah atau jika pemimpin yang baik atau koalisi baru tidak mengambil alih, kita akan hancur,” kata seorang pengunjuk rasa.

Sementara itu, dalam sebuah pidato televisi nasional yang disampaikan pada malam sebelum menjalani operasi hernia, Netanyahu menyatakan pemahamannya terhadap penderitaan keluarga para sandera. Namun, ia menegaskan bahwa menyelenggarakan pemilihan umum baru akan melemahkan Israel selama 6 hingga 8 bulan, yang dianggapnya sebagai momen yang rentan.

Baca juga: Pasokan LNG Melimpah Kembali ke Asia

Sejak serangan Hamas pada November 2023, hanya sebagian dari sandera yang berhasil dibebaskan melalui perjanjian. Namun, masih ada sejumlah sandera yang diyakini masih berada dalam tahanan Hamas. Selain itu, jasad salah satu sandera, Sandra Ind, juga belum berhasil dipulangkan, meningkatkan tekanan pada pemerintahan Netanyahu.

Jangan ketinggalan perkembangan terbaru! Ikuti update berita terkini di anomali.id ! Dapatkan informasi terpercaya dan terbaru setiap hari.