Jakarta, anomali.id –
Presiden Joe Biden mengumumkan pada hari Jumat bahwa Amerika Serikat akan mulai mengirimkan pasokan bantuan dari udara ke Gaza, sehari setelah terjadi insiden tragis yang menyebabkan lebih dari 100 warga Palestina tewas dalam konvoi bantuan. Biden menegaskan bahwa Amerika Serikat akan berperan lebih aktif dalam menyediakan bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza yang terdampak konflik.
“Ini adalah langkah yang sangat dibutuhkan, dan Amerika Serikat akan melakukan lebih banyak lagi,” ujar Biden dalam konferensi pers di Gedung Putih, di mana ia bertemu dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni. “Dalam beberapa hari mendatang, kami akan bergabung dengan mitra kami di Yordania dan negara lain untuk memberikan bantuan tambahan berupa makanan dan perlengkapan,” tambahnya.
Keputusan ini diambil dalam konteks negosiasi untuk gencatan senjata antara Israel dan Hamas, di tengah krisis kemanusiaan yang melanda Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Biden telah meminta Israel untuk mengurangi korban sipil dan memperbolehkan bantuan masuk ke wilayah tersebut, sambil tetap memberikan dukungan militer kepada sekutu utama AS tersebut.
Biden juga mengungkapkan harapannya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata menjelang bulan Ramadan yang akan segera tiba. Namun, ia juga menyadari bahwa proses tersebut tidaklah mudah dan masih memerlukan upaya yang lebih besar.
Pembicaraan mengenai gencatan senjata semakin rumit setelah insiden tragis pada Kamis lalu, di mana puluhan warga Palestina tewas saat berusaha mendapatkan bantuan di Gaza utara. Biden menegaskan bahwa kehadiran Amerika Serikat dalam memberikan bantuan adalah langkah yang penting untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina.
Menurut pengamat, Hikmahanto Juwana Guru Besar Hukum Internasional di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, motif di balik bantuan perdana AS ke Palestina dapat dibagi menjadi dua hal. Pertama, Amerika Serikat ingin memperbaiki citra negaranya yang sering dianggap melanggar hak asasi manusia dengan menunjukkan rasa kemanusiaan melalui bantuan tersebut. Kedua, kehadiran Amerika Serikat di Gaza dengan memberikan bantuan juga dimaksudkan untuk menekan Israel agar menghentikan serangan terhadap wilayah tersebut, terutama menjelang bulan Ramadan yang dianggap sebagai momen krusial.
Sementara beberapa pihak skeptis mengenai efektivitas langkah ini dalam mengubah sikap Israel terhadap Palestina, banyak yang berharap bahwa kehadiran Amerika Serikat dapat memberikan dampak positif, terutama dalam menghentikan serangan-serangan yang merusak selama bulan Ramadan.
Bantuan kemanusiaan dari Amerika Serikat diharapkan dapat memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan bagi warga Gaza yang telah lama menderita akibat konflik yang berkepanjangan. Semoga langkah ini dapat membawa dampak positif dan membantu menciptakan perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.