Anomali.id – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan resolusi penting yang menyerukan gencatan senjata di Gaza selama bulan Ramadan. Dari 15 anggota, 14 negara setuju dengan resolusi tersebut, hanya Amerika Serikat yang memilih abstain. Keputusan ini cukup mengejutkan mengingat biasanya AS selalu mendukung Israel. Namun, abstain-nya AS kali ini menimbulkan kekhawatiran terhadap hubungan AS-Israel.

Baca juga : Ganjar Pranowo Gugat Hasil Pilpres 2024 ke MK

Alasan abstain AS adalah karena mereka merasa teks resolusi tidak lengkap. Mereka mengkritik karena tidak ada kecaman langsung terhadap Hamas. Namun, di sisi lain, AS juga mengakui bahwa resolusi ini sesuai dengan prinsip bahwa gencatan senjata harus disertai dengan pembebasan tahanan.

Respon dari Israel terhadap keputusan ini cukup keras. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menuduh AS mundur dari prinsip dengan membiarkan resolusi tersebut disahkan tanpa memperhatikan pembebasan tahanan yang ditahan oleh Hamas.

Sementara itu, Presiden Kolombia, Gustavo Petro, juga memberikan pernyataan tegas terhadap Israel. Dia mengancam akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel jika negara itu tidak mematuhi resolusi gencatan senjata yang dikeluarkan oleh PBB. Petro, yang lama sudah mendukung Palestina, telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi hubungan militer dengan Israel sejak terpilih sebagai presiden.

Baca Juga : Suami Artis Sandra Dewi Tersangka Kasus Korupsi

Perang di Gaza telah menelan banyak korban jiwa, dengan lebih dari 32.000 orang dilaporkan tewas. Meskipun ada panggilan dari PBB untuk gencatan senjata, Israel tampaknya masih berencana untuk melanjutkan serangan di Gaza. Situasi di Gaza semakin memburuk, dengan banyak warga yang mengalami kelaparan dan minimnya bantuan yang masuk.

Jangan ketinggalan perkembangan terbaru! Ikuti update berita terkini di anomali.id ! Dapatkan informasi terpercaya dan terbaru setiap hari.