Anomali.id – Jumlah kasus depresi di Indonesia semakin meningkat, terutama pada kelompok usia 15 hingga 24 tahun. Kondisi ini harus diwaspadai karena risiko pemikiran untuk bunuh diri pada orang dengan depresi lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang tanpa depresi.
Data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan prevalensi depresi tertinggi pada penduduk usia di atas 15 tahun ditemukan pada kelompok usia 15 hingga 24 tahun, yaitu sebesar 2%. Diikuti oleh kelompok usia lanjut dengan prevalensi 1,9%. Sementara itu, kelompok usia dengan prevalensi terendah adalah 35 hingga 44 tahun, sebesar 1%.
Yang mengkhawatirkan, dari anak muda yang ditemukan depresi, 61% di antaranya memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup dalam satu bulan terakhir. Ini merupakan masalah serius karena hanya sedikit anak muda yang mendapatkan penanganan atau pengobatan yang memadai.
Depresi pada usia muda lebih tinggi ditemukan pada perempuan (2,8%) dibandingkan laki-laki (1,1%). Perubahan hormonal pada masa remaja, ditambah dengan pengaruh lingkungan sosial dan hubungan dengan teman sebaya, membuat perempuan lebih rentan terhadap peristiwa negatif dalam hidup.
Berdasarkan latar belakang pendidikan, depresi pada usia muda lebih banyak ditemukan pada kelompok berpendidikan menengah ke bawah. Namun, jika dilihat dari status sosial ekonomi, gangguan depresi pada usia muda tertinggi ditemukan pada status sosial menengah ke atas. Secara umum, kondisi depresi lebih tinggi dialami oleh masyarakat dengan status ekonomi menengah ke bawah.
Psikolog dan peneliti dari Pusat Kesehatan Mental Masyarakat Universitas Gadjah Mada, Nurul Kusuma Hidayati, menyatakan bahwa kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk mencari pertolongan ketika mengalami gangguan psikologis atau gangguan jiwa masih sangat rendah. Dukungan sosial dan dari orang lain dapat membantu meningkatkan pemahaman seseorang untuk mencari pertolongan ketika membutuhkan.
Keluhan akibat depresi tak hanya muncul secara psikologis, tapi juga fisik, seperti keluhan pada lambung, sakit kepala, sesak napas, dan rasa nyeri yang tak jelas sumbernya.
Baca juga : Drone Misterius Ditembak Jatuh di Kompleks Kejaksaan Agung
Mencari pertolongan sejak dini sangat penting untuk mencegah kondisi yang lebih buruk. Ini harus dipahami sebagai bentuk kekuatan, bukan kelemahan. Akses dan dukungan yang memadai sangat berperan untuk meningkatkan kesadaran seseorang untuk mendapatkan pertolongan psikologis yang dibutuhkan. Jangan ketinggalan anomali terbaru! Ikuti update berita terkini di anomali.id ! Dapatkan informasi terpercaya dan terbaru setiap hari.
One thought on “Kasus Depresi di Kalangan Remaja Meningkat, Masyarakat Harus Waspada”