Inovasi Batik Ecoprint: Merajut Tradisi dengan Ramah Lingkungan

16 Maret 2024 21:22 WIB
Batik ecoprint

Anomali.id – Di tengah kekayaan budaya Indonesia, batik menjadi salah satu warisan tak ternilai harganya. Batik, dengan motif dan teknik pembuatannya yang khas, telah menjadi simbol identitas bangsa yang diakui oleh dunia. Namun, seiring dengan perubahan zaman, industri batik pun ikut berkembang dengan munculnya inovasi-inovasi baru, salah satunya adalah batik ecoprint.

Batik, sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia, telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. Setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional, sebagai bentuk pengakuan akan pentingnya batik dalam kebudayaan Indonesia dan di mata dunia.

Baca juga : Arsenal vs Bayern: Pertarungan Sengit di Perempat Final Liga Champions

Dalam menghadapi perubahan zaman, batik juga mengalami transformasi dalam teknik pembuatannya. Selain batik tulis, muncul pula batik cap dan batik cetak yang menggunakan teknologi modern. Namun, salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah batik ecoprint. Batik ecoprint memanfaatkan pewarna alami dari tanin atau zat warna daun, akar, atau batang yang diletakkan langsung pada kain, kemudian direbus atau dikukus.

Keberadaan batik ecoprint tidak hanya memberikan variasi baru dalam dunia batik, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan. Metode pembuatannya yang ramah lingkungan, menggunakan pewarna alami dari dedaunan, menjadikan batik ecoprint sebagai pilihan yang tepat bagi mereka yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan.

Salah satu contoh keberhasilan dalam mengembangkan batik ecoprint adalah cerita seorang ibu rumah tangga di Pekanbaru, Riau, yang mulai menciptakan kerajinan batik ecoprint di halaman rumahnya. Dengan mengumpulkan dedaunan dari sekitar rumah, ia menciptakan motif-motif unik pada kain katun dengan proses pembuatan yang sederhana namun menghasilkan karya yang memukau.

Tak hanya itu, perkembangan batik ecoprint juga dirasakan oleh para pengrajin dan pelaku usaha batik di seluruh Indonesia. Salah satu UKM di Kelurahan Padangsari, Semarang, bernama Jenny Collection, mulai melihat permintaan yang meningkat dari konsumen untuk produk berbahan batik ecoprint. Namun, untuk memenuhi permintaan tersebut, diperlukan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat batik ecoprint.

Demi mendukung perkembangan UKM tersebut, dilakukan pelatihan oleh tim Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Semarang kepada masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga. Melalui pelatihan ini, para peserta diajarkan teknik pembuatan batik ecoprint serta keterampilan dalam mengelola bisnis handycraft. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, para peserta dapat meningkatkan kualitas produk mereka dan bersaing di pasar yang semakin kompetitif.

Selain memberikan manfaat ekonomi bagi para peserta, perkembangan batik ecoprint juga membawa dampak positif dalam pengembangan bisnis ekspor. Pratesthi Batik, Craft & Ecoprint, sebuah industri rumahan di Semarang, berhasil menembus pasar internasional dengan produk-produknya. Melalui pelatihan ekspor dan upaya pengembangan lainnya, Pratesthi Batik, Craft & Ecoprint terus berupaya menjadi pelaku utama di pasar global.

Baca juga : Pernikahan Tissa Biani dengan Dul Jailani Akan Segera Terjadi?

Meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, termasuk meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk serta mencari mitra kerjasama untuk ekspor, perkembangan batik ecoprint menunjukkan potensi yang besar dalam menggabungkan tradisi dengan inovasi baru yang ramah lingkungan. Dengan semangat dan kolaborasi yang baik, batik ecoprint dapat terus menjadi salah satu kebanggaan Indonesia yang dikenal di seluruh dunia.

2 thoughts on “Inovasi Batik Ecoprint: Merajut Tradisi dengan Ramah Lingkungan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4232508926941629218

Latest News

12848135643216883582
5003596313931723273