Anomali.id – Mengirimkan bantuan kemanusiaan dari Indonesia ke para korban kejahatan Zionis Israel di Gaza Palestina tidaklah semudah yang dibayangkan oleh banyak pihak. Bantuan harus melalui persetujuan otoritas Israel untuk sampai ke Gaza. Ikra Anggana dari TV1 melakukan penelusuran eksklusif dari gerbang Harapan Rafah di perbatasan antara Mesir dan Gaza.

Saat ini, saya berada di provinsi Ismailiah di Mesir Utara, sekitar 80 km dari Kairo. Di sini, kami menyiapkan bantuan kemanusiaan berupa selimut karena suhu Mesir berkisar antara 10 hingga 20 derajat Celcius, cukup dingin meskipun di gurun pasir. Palang Merah Indonesia mengumpulkan dana dari masyarakat untuk mengirimkan bantuan selimut sebanyak 2,5 ton, serta kebutuhan pokok seperti beras, gandum, garam, dan minyak.

Baca juga : Dirty Vote”: Mengungkap Dugaan Kejahatan Curang dalam Pemilihan Umum 2024

Bantuan tersebut akan dikirim ke Al-Aris melalui perjalanan darat selama kurang lebih 5 jam dari Ismailiah. Total bantuan yang terkumpul sebanyak 32 ton akan disalurkan melalui titik perbatasan di Rafah Mesir. Namun, proses pengiriman tidak mudah. Banyak bantuan ditolak oleh otoritas Israel, dan perlu izin khusus untuk masuk ke Gaza.

Setelah menempuh perjalanan lebih dari 12 jam dari Kairo, saat ini saya berada di titik perbatasan Rafah Mesir, salah satu titik penyaluran bantuan kemanusiaan bagi masyarakat Gaza di Palestina. Kendala utama dalam pengiriman bantuan adalah akses masuk yang sulit, serta barang-barang tertentu yang ditolak oleh otoritas Israel, termasuk barang metal dan mesin.

Palang Merah Indonesia terus melakukan pendekatan dengan bulan sabit merah Mesir untuk memastikan bantuan dapat tersalurkan dengan baik. Langkah ke depan yang akan diambil adalah lebih memfokuskan bantuan dalam bentuk obat-obatan dan memperkuat kerja sama dengan pihak terkait.

Demikianlah wawancara eksklusif saya bersama Palang Merah Indonesia di perbatasan Rafah Gaza Palestina. Terima kasih atas perhatiannya, semoga bantuan yang disalurkan dapat meringankan beban saudara kita di Palestina.

Baca juga : Resesi Dunia Menggerus Justru Hermes Banjir Bonus