Anomali.id – Bencana banjir lahar hujan yang disebabkan oleh aktivitas gunung Marapi di Sumatera Barat telah menelan korban jiwa sebanyak 41 orang hingga malam Minggu, 12 Mei 2024. Dari jumlah tersebut, sebanyak 19 korban berasal dari Kabupaten Agam, 15 orang dari Kabupaten Tanah Datar, dan 7 orang dari Kabupaten Padang Panjang.
Warga yang terdampak banjir lahar hujan di Kabupaten Agam banyak yang mengungsi ke bangunan sekolah. Posko penanganan banjir juga didirikan di dekat lokasi pengungsian. Visual udara memperlihatkan dampak kerusakan banjir lahar hujan yang meliputi beberapa perumahan warga yang tertutup material tanah dan sejumlah ruas jalan yang tergerus air sungai, sehingga tidak dapat dilalui kendaraan roda 2 maupun roda 4.
Pemerintah Kabupaten Tanah Datar provinsi Sumatera Barat telah menetapkan masa tanggap darurat dampak bencana banjir lahar hujan gunung Marapi selama 14 hari, yang dimulai sejak Minggu, 12 Mei 2024. Selama masa tanggap darurat ini, beberapa posko penanggulangan dampak pasca bencana banjir lahar hujan didirikan, termasuk posko darurat dan posko induk penanganan pasca bencana yang ditempatkan di Indojalito, Batu Sangkar.
Selain mencari korban hilang, selama masa tanggap darurat, pemerintah juga akan melakukan pembersihan di kawasan permukiman terdampak. Dari data BPBD Kabupaten Tanah Datar, bencana banjir lahar hujan ini berdampak pada 10 Kecamatan dari total 14 Kecamatan yang ada.
Bencana ini terjadi setelah hujan deras pada Sabtu malam, 11 Mei 2024. Bunyi dentuman dan gemuruh seperti batu beradu terdengar di wilayah hulu, beberapa waktu setelah itu material galodo seperti air, batuan besar, batang pohon, pasir, dan lumpur sudah sampai ke bawah. Kejadian ini merupakan ulangan dari bencana serupa pada 5 hingga 6 April, namun kali ini lebih parah karena menelan korban jiwa dan luka-luka. Jangan ketinggalan anomali terbaru! Ikuti update berita t41erkini di anomali.id ! Dapatkan informasi terpercaya dan terbaru setiap hari.