Anomali.id – Bank Indonesia (BI) mengambil langkah tegas dengan mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, mencapai level 6,25%. Keputusan ini dipicu oleh fluktuasi nilai tukar rupiah yang menjadi faktor kunci bagi kenaikan suku bunga. Dengan kenaikan ini, BI mencatatkan level suku bunga tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Langkah BI ini merupakan respons terhadap risiko global yang berpotensi mempengaruhi stabilitas ekonomi, termasuk prediksi penurunan suku bunga baru dari Federal Reserve AS pada kuartal keempat tahun ini, bahkan risiko penurunan di awal 2025.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa kebijakan ini diambil sebagai tindakan preventif dan proaktif untuk menghadapi kondisi ekonomi saat ini dan masa depan. BI secara cermat menilai risiko dan probabilitasnya, mengklasifikasikannya sebagai “baseline”, “potensial risiko”, atau “risiko rendah”.
Kenaikan suku bunga acuan BI berpotensi berdampak langsung bagi masyarakat yang ingin mengajukan KPR atau yang sudah memiliki KPR, kenaikan suku bunga ini akan berdampak signifikan. Terutama jika KPR yang dimiliki menggunakan suku bunga mengambang atau floating, karena suku bunga tersebut akan naik secara bertahap, bukan secara langsung. Sebagai contoh, jika suku bunga KPR awalnya sebesar 7%, maka akan bertahap naik menjadi 8% atau bahkan 10%. Meskipun kenaikannya bertahap, dampaknya tetap dapat dirasakan secara nyata oleh para pemegang KPR. Ini juga akan berdampak pada kredit mobil atau motor, yang pada gilirannya memengaruhi daya beli masyarakat dan ekonomi secara keseluruhan.
Deputi Gubernur BI, Juda Agung, menegaskan bahwa kebijakan makroprudensial tetap bertujuan untuk mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Meskipun suku bunga acuan naik, BI berharap agar pertumbuhan kredit tetap terjaga di tengah tantangan dan gejolak eksternal. Insentif akan terus diberikan untuk sektor-sektor yang baru dan terus berkembang.
Baca juga: Pengemis Viral Akhirnya Dijemput Satpol PP dan Dinas Sosial
Namun, kenaikan suku bunga acuan dari BI juga akan berdampak pada daya beli masyarakat. Masyarakat diharapkan memahami dampaknya dalam perencanaan keuangan mereka, sementara pelaku ekonomi diharapkan untuk mengambil langkah yang sesuai untuk menghadapi kondisi baru ini. Kenaikan suku bunga acuan BI menjadi sorotan penting bagi masyarakat dan pelaku ekonomi, yang harus siap menghadapi perubahan dalam perekonomian. Jangan ketinggalan anomali terbaru! Ikuti update berita terkini di anomali.id ! Dapatkan informasi terpercaya dan terbaru setiap hari.
One thought on “Suku Bunga BI Naik: Bagaimana Dampaknya pada Ekonomi dan KPR?”