Anomali.id – Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta menjadi saksi kedatangan CEO Apple Tim Cook, untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo (17/04). Dalam pertemuan tersebut, Cook membicarakan peluang investasi di Indonesia. Kehadiran Cook beserta rombongan menggunakan mobil Mercy hitam menjadi sorotan dalam pertemuan di istana.
Dalam pertemuan tersebut, Cook bertemu dengan Presiden Jokowi, yang didampingi oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie, serta Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasmita. Kehadiran Cook menjadi sorotan karena jarang terjadi CEO sebesar Apple mengunjungi Indonesia.
Baca juga: Gempa Garut Magnitudo 6,5 Guncang Jawa Barat: Atap Gedung Ambruk, Warga Berhamburan
Kunjungan Cook ke Indonesia menandai kepentingan Apple terhadap pasar Indonesia yang semakin berkembang. Market share Apple di Indonesia telah mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dari sebelumnya di bawah 10%, kini telah mencapai lebih dari 11%. Ini menunjukkan adanya pola konsumsi yang meningkat terhadap produk-produk Apple di Indonesia.
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa Indonesia semakin menarik bagi investor global, termasuk perusahaan sebesar Apple. Investasi Apple di Indonesia diharapkan membawa dampak positif dalam pengembangan industri teknologi dan ekonomi di tanah air.
Kehadiran Cook di Indonesia juga memicu antusiasme di kalangan pejabat dan selebritis. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya investasi Apple bagi Indonesia. Diharapkan kerjasama antara Apple dan pemerintah Indonesia dapat memberikan manfaat yang besar bagi kedua belah pihak, serta mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Salah satu alasan kedatangan Cook ke Indonesia adalah karena penurunan market di Cina, yang merupakan market terbesar Apple di Asia. Dengan pertumbuhan di Asia Tenggara, Cook perlu mengantisipasi dan melakukan ekspansi bisnis untuk menjaga keseimbangan pendapatan perusahaan.
Namun, yang menjadi sorotan adalah reaksi berlebihan dari beberapa pejabat Indonesia yang merayakan kedatangan Cook seolah-olah ia adalah dewa penyelamat. Mereka mengucapkan terima kasih atas investasi Apple senilai Rp.1,6 triliun di Indonesia. Namun, perlu diperhatikan bahwa investasi tersebut sebagian besar untuk mendirikan Akademi Software Apple, dengan tujuan mengajarkan coding dan programming.
Meskipun investasi ini dianggap positif, masih ada kritik terhadap proporsi investasi yang relatif kecil dibandingkan dengan pendapatan yang dihasilkan Apple dari pasar Indonesia, yang mencapai Rp.32 triliun. Selain itu, ada pertanyaan tentang keuntungan yang diperoleh Apple dari pembangunan Akademi Software. Dengan adanya komisi 30% dari penjualan aplikasi di Apple Store, Apple bisa mendapatkan keuntungan lebih besar dengan menambah vendor dan supplier di platform mereka.
Pertama-tama, melihat dari sudut pandang seorang pengusaha, investasi Apple senilai Rp.1,6 triliun di Indonesia adalah sebuah peluang besar. Bayangkan memiliki toko di mana setiap penjualan memberikan Anda 30% dari pendapatan. Bagi Apple, itu hampir sepertiga dari omzet developer yang digunakan untuk membangun aplikasi di platform mereka. Namun, pertanyaannya adalah, apakah para developer yang menghabiskan waktu dan energi untuk membuat aplikasi tersebut juga mendapatkan bagian dari keuntungan yang sama?
Selain itu, kita perlu mempertimbangkan bagaimana investasi ini dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Sementara Indonesia menerima investasi senilai 1,6 triliun, Vietnam berhasil menarik investasi dari Apple sebesar Rp. 260 triliun dan menciptakan lapangan kerja untuk 200.000 orang. Ini menunjukkan bahwa ada potensi untuk lebih banyak manfaat bagi Indonesia dari investasi asing.
Melihat angka tersebut, timbul pertanyaan mengapa Vietnam bisa mendapatkan investasi yang jauh lebih besar daripada Indonesia, meskipun memiliki jumlah penduduk yang lebih sedikit. Penjelasannya mungkin terletak pada surplus perdagangan antara Indonesia dan Apple. Dalam setahun terakhir, Indonesia telah mengimpor produk Apple senilai Rp. 32 triliun dengan profit margin Apple yang mencapai 51-57%.
Sementara itu, Vietnam menjadi destinasi investasi yang menarik bagi Apple karena diversifikasi dari Cina yang hubungannya dengan Amerika Serikat memburuk. Banyak perusahaan Amerika dan Eropa yang berusaha memindahkan pabrik mereka dari Cina ke Vietnam atau India.
Baca juga: Kontroversi Gufron Dilaporkan ke Dewas KPK
Investasi besar Apple di Vietnam menunjukkan bahwa negara ini merupakan tujuan investasi yang menjanjikan bagi perusahaan teknologi. Hal ini memberikan pelajaran bagi Indonesia untuk meningkatkan daya tariknya sebagai destinasi investasi asing dengan menawarkan insentif yang kompetitif dan infrastruktur yang memadai.
Kedatangan Cook ke Indonesia menjadi momen untuk merenungkan potret Indonesia dalam persaingan global untuk menarik investasi asing. Dengan memahami keuntungan dan tantangan yang dihadapi, Indonesia dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan teknologi di dalam negeri. Jangan ketinggalan anomali terbaru! Ikuti update berita terkini di anomali.id ! Dapatkan informasi terpercaya dan terbaru setiap hari.
2 thoughts on “Potret Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam”