Bisnis Gorengan Tari yang Menggoda Selera : Ludes 300 Porsi Sehari 6 JUTA

29 September 2024 08:00 WIB
Bisnis Gorengan Tari yang Menggoda Selera

Anomali.id – Dalam dunia kuliner, tak hanya omzet yang menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah usaha, tetapi juga kualitas bahan dan cara pengolahannya. Hal ini yang dipegang teguh oleh Tari, seorang penjual gorengan yang baru saja merintis usahanya. “Kadang orang cuma ngitungin omzetnya doang, tapi mereka enggak tahu apa yang kita pakai bahannya,” ungkap Tari. Ia menjelaskan bahwa meski omzet yang didapat cukup besar, bahan baku yang digunakannya juga berkualitas tinggi. Contohnya, coklat premium yang dipakai dalam camilan khasnya, Kalebud, yang harganya mencapai Rp 850. “Biar orang bisa beli lagi,” lanjutnya, menandakan bahwa pelanggan yang puas adalah kunci kesuksesannya.

Setiap harinya, Tari melayani pelanggan yang rela antri selama satu jam untuk mendapatkan gorengan yang mereka inginkan. “Rasanya enggak bikin kapok,” katanya dengan bangga. Dalam setiap sesi produksi, Tari mampu mengolah hingga 11 kilogram adonan, yang setara dengan 24 porsi untuk satu kilogramnya. “Biar enggak repot, semua bahan sudah disiapkan dari rumah, tinggal ngadonin aja,” jelasnya. Dia menggunakan susu dari merek terkenal dan tepung terigu premium yang berkualitas untuk mendapatkan hasil gorengan yang renyah dan lezat.

Dalam proses pembuatan, Tari menerapkan tips yang didapat dari ibunya, seorang mantan penjual gorengan dan catering. “Kalau kebanyakan tepung terigu, hasilnya cepat melempem,” ujar Tari. Selain itu, minyak yang digunakannya juga berkualitas tinggi, dan ia tak segan menghabiskan hingga 13 liter minyak dalam sehari untuk menggoreng. “Kalau weekend, bisa sampai 300 porsi,” tambahnya. Di sini, ketekunan dan pengalaman menjadi kunci dalam menjalankan usaha yang baru dimulai selama tiga bulan ini.

Proses Pembuatan yang Teliti

Tari tidak hanya mengandalkan bahan berkualitas, tetapi juga memperhatikan teknik penggorengan yang tepat. Ia mengatakan, “Kuncinya biar garing masaknya dua kali.” Untuk mendapatkan hasil yang sempurna, gorengan akan diangkat saat setengah matang dan digoreng kembali hingga golden brown. Proses ini yang membuat gorengannya memiliki tekstur yang renyah di luar namun tetap lembut di dalam.

Setiap hari, Tari mengolah berbagai jenis gorengan, termasuk pisang goreng, nangka, dan cempedak. Ia menggunakan pisang kepok, dan dalam satu hari, Tari bisa mengolah hingga empat tandan pisang. “Ini yang cocok, saya sudah test food,” jelasnya sambil menunjukkan pisang yang sudah dipotong. Ia memilih nangka dari Lampung dan Jawa, yang terkenal manis. “Rasa manisnya penting biar enggak kalah sama cempedak,” ungkap Tari.

Strategi Pemasaran yang Efektif

Tari tidak hanya berfokus pada kualitas produk, tetapi juga strategi pemasaran yang efektif. “Pelanggan yang sudah beli biasanya akan kembali lagi,” katanya. Dia percaya bahwa pelayanan yang baik dan kualitas makanan yang konsisten akan membuat pelanggan loyal. “Rasa yang enak dan pelayanan cepat adalah kunci,” tambahnya. Dengan menggunakan media sosial untuk mempromosikan produknya, Tari berhasil menjangkau lebih banyak pelanggan dan mendapatkan feedback positif.

Di tengah kesibukan mengolah gorengan, Tari juga meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan pelanggan. “Saya suka ngobrol sama pelanggan, jadi mereka merasa dekat dengan saya,” jelasnya. Hal ini membuat pelanggan merasa nyaman dan senang berkunjung kembali. Tari berusaha menciptakan suasana hangat dan bersahabat agar pelanggan merasa seperti di rumah sendiri.

Inovasi dalam Menu

Tari terus berinovasi dengan menambah variasi menu gorengannya. Ia berencana untuk mencoba menggabungkan bahan-bahan baru untuk memberikan pilihan yang lebih menarik bagi pelanggannya. “Saya ingin membuat gorengan dengan rasa yang unik, seperti campuran coklat dan keju,” katanya. Dengan mengamati tren dan mendengarkan masukan dari pelanggan, Tari berharap bisa memperluas jangkauan produknya dan menarik perhatian lebih banyak orang.

Peluang Usaha yang Cerah

Dengan usaha yang baru berjalan tiga bulan, Tari optimis bahwa bisnisnya akan terus berkembang. “Saya melihat banyak peluang di sini. Selama saya bisa menjaga kualitas, pasti ada pelanggan yang akan datang,” ujarnya. Ia juga berharap bisa membuka cabang di lokasi lain agar lebih banyak orang dapat menikmati gorengannya yang lezat.

Usaha kuliner Tari adalah contoh nyata bagaimana kualitas bahan, teknik pengolahan yang tepat, dan pelayanan yang baik bisa membuat sebuah bisnis berhasil. Dengan tetap mengutamakan kepuasan pelanggan dan terus berinovasi, Tari berpeluang untuk membangun bisnis yang berkelanjutan di dunia kuliner. Gorengan khasnya bukan hanya sekadar camilan, tetapi juga menjadi bagian dari pengalaman kuliner yang menggoda selera. Jangan ketinggalan anomali terbaru! Ikuti update berita terkini di anomali.id ! Dapatkan informasi terpercaya dan terbaru setiap hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4232508926941629218

Latest News

12848135643216883582
5003596313931723273