Pemerintah Catat Rekor Utang Rp8.253 Triliun Hingga Akhir Januari 2024: Analisis dan Proyeksi Ekonomi

28 Februari 2024 19:23 WIB
Polish_20240228_191727842

Jakarta, anomali.id – Pemerintah Indonesia mencatat rekor baru dalam jumlah utangnya hingga akhir Januari 2024, mencapai Rp8.253,09 triliun. Meskipun angka ini terbilang tinggi, rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) masih berada di bawah batas aman sebesar 60%, yaitu sekitar 38,75%.

Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Keuangan, utang pemerintah meningkat sebesar Rp138,4 triliun dibandingkan dengan akhir Desember 2023. Meskipun demikian, pemerintah menekankan bahwa angka ini masih dalam batas yang aman dan sesuai dengan strategi pengelolaan utang jangka menengah 2024-2027, yang menetapkan target di kisaran 40%.

Komitmen Pemerintah dalam Pengelolaan Utang

Pemerintah secara tegas menyatakan komitmennya untuk terus mengelola utang secara cermat dan terukur. Hal ini dilakukan dengan menjaga risiko suku bunga, mata uang, likuiditas, dan jatuh tempo secara optimal.

Hasil dari pengelolaan utang yang disiplin ini berhasil menopang hasil lembaga pemeringkat kredit seperti S&P, Moody’s, dan Fitch, serta GCR, yang hingga kini tetap mempertahankan peringkat investasi Indonesia.

Komposisi Utang Pemerintah

Dari data yang disajikan, sebagian besar utang pemerintah dikuasai oleh surat berharga negara (SBN), mencapai sekitar 88,19%. Sementara itu, utang dari dana pinjaman mencapai 11,81%, dengan komposisi SBN fas sebesar 17,02%.

Analisis dan Tantangan ke Depan

Meskipun rasio utang masih dalam batas aman, tantangan tetap ada di depan. Pertumbuhan utang yang lebih tinggi dari pertumbuhan pendapatan menjadi perhatian, terutama dalam konteks pendapatan yang cenderung stagnan. Pemerintah perlu terus meningkatkan efektivitas penerimaan pajak, baik dari sektor perpajakan maupun non-pajak, serta mengoptimalkan belanja negara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Selain itu, mengundang investasi asing dan domestik menjadi kunci dalam menggerakkan ekonomi dan mengurangi beban utang. Dengan optimalisasi penggunaan infrastruktur dan pembangunan yang berdampak multiplikatif, diharapkan ekonomi Indonesia dapat tumbuh lebih sehat dan berkelanjutan di masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4232508926941629218

Latest News

12848135643216883582
5003596313931723273