Washington, anomali.id* – Sebuah tragedi terjadi di depan kedutaan besar Israel di Washington DC pada Minggu, 25 Februari, ketika seorang tentara aktif Angkatan Udara Amerika Serikat, Aaron Busnel, mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis. Busnel membakar diri sebagai bentuk solidaritasnya terhadap Palestina dan sebagai protes keras terhadap genosida yang terjadi di Gaza.
Sebelum melakukan aksi tersebut, Busnel, seorang pilot aktif, membuat pernyataan yang mengejutkan, menyatakan penolakannya untuk terlibat dalam genosida yang terjadi. Dalam video yang direkam olehnya sendiri, Busnel terlihat menuangkan cairan yang diduga bensin ke tubuhnya, lalu menyalakan api sambil meneriakkan “Bebaskan Palestina” berulang kali.
Menurut juru bicara Angkatan Udara Amerika Serikat, Rose Relay, Busnel adalah seorang Dev Ops engineer dan lulusan Southern New Hampshire University dengan gelar sarjana sains dalam rekayasa perangkat lunak dan komputer. Dia juga memiliki latar belakang studi di University of Maryland Global dengan fokus pada ilmu komputer.
Sebelum bergabung dengan Angkatan Udara Amerika Serikat pada tahun 2020, Busnel bekerja di Paraclit Press dalam bidang IT dan pengembangan web. Tindakan dramatisnya di luar kedutaan Israel mencerminkan ketegangan yang terus meningkat di Timur Tengah, menunjukkan bahwa konflik tersebut mempengaruhi individu di luar wilayah geografisnya.
Aksi Aaron Busnel ini mengundang perhatian dunia terhadap masalah Palestina-Israel dan menyoroti kepedihan yang dialami oleh rakyat Palestina. Solidaritas global terhadap Palestina semakin terasa, sementara pemerintah AS dihadapkan pada tekanan untuk mengambil tindakan yang lebih tegas terkait konflik ini. Semoga tragedi ini menjadi panggilan untuk perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.
