Anomali.id – Kelompok aktivis Korea Selatan, Fighters for Free North Korea, kembali membuat gebrakan. Pada Kamis, 6 Juni 2024 malam waktu setempat, mereka menerbangkan 10 balon ke Korea Utara sebagai respons terhadap aksi balon sampah dari Korea Utara. Jika balon dari Korea Utara membawa 3.500 balon berisi sampah, balon dari Korea Selatan ini berbeda. Mereka membawa ratusan ribu selebaran, poster yang mengkritik pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, 5.000 stik USB berisi lagu, video, dan drama K-pop, serta ribuan lembar uang kertas 1 dolar AS.

Poster-poster yang diterbangkan tidak hanya mengkritik Kim Jong-un, tetapi juga menampilkan gambar adik perempuannya, Kim Yo-jong. Aksi ini memicu ketegangan baru antara kedua negara yang secara teknis masih berperang sejak Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Insiden balon sampah dari Korea Utara memaksa Korea Selatan menangguhkan Pakta Militer Antar-Korea yang disepakati pada 2018. Penangguhan ini membuka jalan bagi Korea Selatan untuk melanjutkan latihan perang dengan tembakan langsung dan kampanye propaganda melalui pengeras suara di sepanjang perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara.

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, menegaskan komitmennya untuk membangun perdamaian dengan Korea Utara menggunakan kekuatan. Ia percaya bahwa pendekatan ini dapat mengubah Korea Utara, memulihkan kebebasan dan hak asasi manusia bagi rakyat Korea Utara, serta mencapai unifikasi kedua Korea. “Kami akan menggunakan kekuatan untuk membawa perubahan, memulihkan kebebasan, dan hak asasi manusia rakyat Korea Utara, serta pada akhirnya mencapai unifikasi,” kata Yoon.

Situasi semakin tegang dengan keterlibatan Amerika Serikat. Pada Rabu lalu, AS menerbangkan pesawat pengebom jarak jauh B-1B di Semenanjung Korea untuk berpartisipasi dalam latihan pemboman berpemandu presisi bersama Korea Selatan. Sebagai respon, Korea Utara mempercepat uji coba rudal yang diduga sebagai bagian dari upaya membangun senjata nuklir. Korea Utara dicurigai ingin meningkatkan pengaruhnya dalam diplomasi masa depan karena negosiasi pelucutan senjata nuklir antara Korea Utara dan AS belum aktif sejak 2019.

Baca juga: CCTV Ternyata Hoax; Hasil Syuting Film “Vina Sebelum 7 Hari

Ketegangan ini menunjukkan bahwa konflik di Semenanjung Korea masih jauh dari kata selesai. Dengan kedua belah pihak yang tidak saling berkomunikasi, aksi balon ini menjadi salah satu bentuk protes yang mencolok dan berisiko meningkatkan konflik lebih jauh. Jangan ketinggalan anomali terbaru! Ikuti update berita terkini di anomali.id ! Dapatkan informasi terpercaya dan terbaru setiap hari.