Anomali.id – CCTV yang beredar di media sosial dan dianggap sebagai kejadian pembunuhan sesungguhnya ternyata adalah hasil syuting film “Vina Sebelum 7 Hari”. Sutradara film tersebut, Anggy Umbara, mengonfirmasi hal ini saat menjalani pemeriksaan di Mapolda Jabar, Kamis 6 Juni 2024.

Anggy menyatakan bahwa rekaman CCTV tersebut diambil dari proses syuting filmnya dan bukan kejadian nyata. “CCTV yang dikasih lihat tadi itu hoax karena itu hasil syuting kita. Bisa kelihatan dari jaketnya beda dan ada lampu-lampu yang memang untuk keperluan syuting,” ujar Anggy.

Film “Vina Sebelum 7 Hari” diangkat dari kasus pembunuhan di Cirebon pada tahun 2016 dan memadukan unsur drama serta supranatural. Anggy menjelaskan bahwa dramatisasi dalam film ini ditujukan untuk memperkuat plot dan memberikan kekuatan emosional bagi penonton. “Film ini memang produk komersial yang harus menghibur dan menyampaikan pesan, bukan film dokumenter yang harus 100% sesuai fakta,” tambahnya.

Anggy juga menceritakan bahwa awal mula proyek film ini adalah saat dirinya ditawari oleh produser untuk mengangkat kasus tersebut ke layar lebar. “Saya bilang, ini menarik banget karena ada sisi supranaturalnya. Banyak pesan yang bisa diambil, seperti kesadaran akan bullying,” jelasnya.

Produksi film ini sempat menemui kendala saat ada orang yang mengaku polisi datang ke lokasi syuting untuk meminta data-data. “Saat itu, ada yang datang mengaku polisi tapi tidak pakai seragam. Mereka minta data, tapi kami tidak kasih. Setelah itu, mereka hilang,” ungkap Anggy.

Ketika ditanya apakah ada ancaman selama proses syuting, Anggy menjawab, “Tidak ada ancaman setelah kejadian itu. Aman saja.” Dia juga menyatakan bahwa film ini bertujuan untuk membantu penyidikan dan memberikan wawasan kepada polisi tentang cara membuat film.

Baca juga : Starship SpaceX Siap Bawa Manusia ke Bulan pada 2026

Film “Vina Sebelum 7 Hari” mendapat perhatian luas dan beragam tanggapan dari masyarakat. “Kalau ada yang melaporkan film ini ke pihak berwajib, ya silakan saja. Semua orang punya hak untuk beropini. Yang penting, kita juga punya hak untuk berkarya dan berekspresi,” tutup Anggy.

Dengan konfirmasi bahwa CCTV yang beredar adalah hoax, diharapkan tidak ada lagi kebingungan di masyarakat. Film ini memberikan pengalaman baru dalam industri perfilman Indonesia dan diharapkan bisa menjadi inspirasi untuk mengangkat kasus-kasus menarik lainnya ke layar lebar. Jangan ketinggalan anomali terbaru! Ikuti update berita terkini di anomali.id ! Dapatkan informasi terpercaya dan terbaru setiap hari.