Perayaan Tri Suci Waisak 2568 BE di Candi Borobudur

25 Mei 2024 10:52 WIB
Waisak 2024

Anomali.id – Pada Kamis, 23 Mei 2024, pukul 20:52 WIB, Candi Agung Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjadi saksi perayaan Tri Suci Waisak 2568 Buddhis Era. Gong dipukul sebanyak tiga kali sebagai penanda dimulainya perayaan yang dihadiri oleh ribuan umat Buddha dari berbagai daerah.

Pesan dari Ketua Umum Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia

Ketua Umum Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia, .M. Bhikkhu Dhammavuddho Thera, menyampaikan tema peringatan Tri Suci Waisak tahun ini yang menekankan pentingnya menghargai perbedaan. “Perbedaan bukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan dan dipertentangkan. Perbedaan seharusnya dipahami dan disadari sebagai bentuk keberagaman yang bertujuan untuk menguatkan satu sama lain sehingga dapat menapaki hidup luhur mencapai tujuan kehidupan,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa semangat perayaan Waisak tahun ini diharapkan membawa kita untuk memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik di masa mendatang. Dengan adanya praktik dan latihan yang konsisten, kita dapat mencapai kesempurnaan seperti yang diajarkan oleh Sang Buddha.

Peringatan Tiga Peristiwa Penting

Perayaan Waisak di Candi Borobudur juga bertujuan untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddharta Gautama: kelahirannya, pencapaian pencerahan menjadi Buddha, dan wafatnya. Momen ini menjadi sangat sakral bagi umat Buddha yang hadir untuk merayakan dan merenungkan ajaran-ajaran Sang Buddha.

Penerbangan Lampion

Salah satu momen paling ditunggu dalam perayaan Waisak di Candi Borobudur adalah penerbangan 2.568 lampion, yang melambangkan tahun 2568 Buddhis Era. Langit malam berubah menjadi gemerlap oleh cahaya lampion yang diterbangkan bersama doa dan harapan. Ketua pelaksana lampion Waisak 2024, Fatmawati, menjelaskan bahwa penerbangan lampion ini menjadi simbol untuk melepaskan segala hal negatif dalam diri umat Buddha.

“Setiap lampion yang diterbangkan mengandung doa dan harapan untuk diri sendiri, keluarga, sahabat, negara, dan bangsa,” kata Fatmawati. “Dengan menyalakan kebajikan dalam diri kita dan membagikannya bersama, kebajikan itu menjadi sumber kekuatan yang maha dahsyat.”

Tradisi dan Harapan

Tradisi menerbangkan lampion pada perayaan Waisak ini diadopsi dari Thailand dan kini menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan di Indonesia. Tradisi ini tidak hanya menarik bagi umat Buddha tetapi juga bagi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Wisatawan dapat turut serta menerbangkan lampion, yang menambah daya tarik wisata religius di kawasan Candi Borobudur.

Seorang peserta perayaan, Wati, menyampaikan harapannya, “Semoga ke depannya diberi rezeki yang lancar, kehidupan yang sehat dan baik.” Penerbangan lampion ini juga diharapkan dapat memperkuat persatuan dan semangat kebersamaan di antara umat Buddha dan masyarakat luas.

Baca juga : 15 Aset Investasi 2024 yang Wajib Kamu Ketahui

Penyelenggaraan perayaan Waisak di Candi Borobudur juga memberikan dampak positif bagi pariwisata. Wisatawan yang hadir untuk menyaksikan dan berpartisipasi dalam penerbangan lampion turut mendukung perekonomian lokal melalui kunjungan mereka. Tradisi ini menjadi salah satu atraksi yang menarik wisatawan dan mempromosikan Borobudur sebagai destinasi wisata religius yang mendunia.

Perayaan Tri Suci Waisak 2568 Buddhis Era di Candi Borobudur tahun ini tidak hanya menjadi momen religius bagi umat Buddha, tetapi juga momen kebersamaan, refleksi, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Dengan semangat yang dibawa dalam perayaan ini, diharapkan kita semua dapat terus memperbaiki diri dan menyebarkan kebajikan di kehidupan sehari-hari. Jangan ketinggalan anomali terbaru! Ikuti update berita terkini di anomali.id ! Dapatkan informasi terpercaya dan terbaru setiap hari.

One thought on “Perayaan Tri Suci Waisak 2568 BE di Candi Borobudur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4232508926941629218

Latest News

12848135643216883582
5003596313931723273