Anomali.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memastikan bahwa layanan telekomunikasi berbasis satelit milik miliarder Elon Musk, Starlink, akan segera tersedia untuk konsumen di Indonesia. Pendirian badan hukum lokal telah selesai dilakukan, sementara izin-izin terkait masih dalam proses pengurusan.

Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Wantoni Suprianto, mengungkapkan bahwa PT Services Indonesia, perusahaan yang dimiliki oleh Starlink, sudah berdiri di Indonesia. Pemerintah juga telah mengeluarkan bisnis layanan telekomunikasi satelit dari daftar negatif investasi, dan izin VSET yang diajukan oleh PT Starling Services Indonesia sudah dalam tahap lengkap. Namun, izin ISP masih perlu diselesaikan, karena perusahaan tersebut masih dalam proses perjanjian kerja sama dengan penyedia akses jaringan.

Baca juga : Ant Financial Pemimpin Fintech dengan 1 Miliar Pelanggan dalam 5 Tahun

Setelah perayaan Lebaran, Satelit Starlink akan segera menjalani uji coba operasional di ibu kota Nusantara. Harapannya, semua proses ini dapat selesai tahun ini, sehingga layanan telekomunikasi Starlink dapat segera dinikmati oleh pengguna. Meskipun begitu, pemerintah menegaskan bahwa kehadiran Starlink tidak akan mengancam penyelenggara layanan telekomunikasi seluler.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Ari Setiadi, menekankan pentingnya kesetaraan bisnis di antara pelaku industri telekomunikasi. Kominfo akan terus memantau perkembangan ini, terutama saat layanan Starlink tersedia secara langsung kepada konsumen. Ini bertujuan untuk mendukung percepatan digitalisasi di Indonesia, terutama di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).

Baca juga : Memudahkan Pemudik, Bank Indonesia Sediakan Layanan Penukaran Uang di Jalur Mudik

Di sisi lain, Ketua Umum Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, Muhammad Arif, mengungkapkan kekhawatiran terhadap dampak kedatangan Starlink di Indonesia. Starlink dipandang dapat bersaing dengan anggota APJI yang beroperasi di wilayah pinggiran, terutama di daerah pedesaan dan terpencil (3T). Hal ini memunculkan kekhawatiran akan adanya persaingan yang tidak sehat di pasar telekomunikasi lokal. Jangan ketinggalan perkembangan terbaru! Ikuti update berita terkini di anomali.id ! Dapatkan informasi terpercaya dan terbaru setiap hari.