Anomali.id – Setelah menghadapi tantangan yang luar biasa selama pandemi Covid-19, dunia kini bergerak maju dengan tekad yang kuat untuk memulihkan kinerja dan pertumbuhan ekonomi. Target yang ditetapkan tidaklah ringan, bahkan harus setara atau melebihi pertumbuhan sebelum pandemi. Namun, untuk mewujudkannya, kebutuhan akan pasokan energi yang andal dan berkelanjutan menjadi krusial.
Tidak hanya itu, komitmen global untuk mencapai target nol emisi juga menjadi sorotan utama. Ini berarti bahwa pemenuhan kebutuhan energi harus dilakukan dengan memperhatikan dampak lingkungan yang minimal.
baca juga : Jejak Tradisi Mudik
Tantangan ini menjadi fokus dalam perhelatan Atom Expo 2024, yang diselenggarakan pada Senin dan Selasa, 25-26 Maret 2024, di Sochi, Rusia. Delegasi Indonesia, yang terdiri dari lembaga-lembaga seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PT PLN, dan Kementerian ESDM, hadir untuk berkontribusi dalam diskusi global tentang masa depan energi nuklir.
BRIN, yang diwakili oleh Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir, Topan Setiadipura, mempersembahkan hasil kajian terbaru tentang pengembangan reaktor nuklir di Indonesia. Salah satu proyek unggulan yang dibahas adalah proyek bernama Fluid 40, yang bertujuan untuk mengembangkan sistem produksi hidrogen tanpa emisi, sesuai dengan komitmen global untuk mengurangi jejak karbon.
Namun, mengembangkan energi nuklir bukanlah tugas yang mudah. Selain tantangan teknis, ada juga pertimbangan ekonomi yang harus dipertimbangkan. Biaya pembangunan sebuah reaktor nuklir kecil modular diperkirakan mencapai Rp2 triliun, namun dengan potensi untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga diesel yang mahal dan berpolusi. Harga jual listrik dari reaktor yang dikembangkan oleh BRIN mencapai 12 sen per kWh, lebih murah dibandingkan dengan listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga diesel yang mencapai 24 sen per kWh atau bahkan lebih tinggi.
Indonesia, dengan keunikannya sebagai negara kepulauan dengan sekitar 17.000 pulau, memiliki potensi besar dalam pengembangan reaktor nuklir kecil berkapasitas 10 MW. Namun, implementasi potensi ini bergantung pada keputusan pemerintah untuk menetapkan kebijakan yang mendukung adopsi energi nuklir sebagai bagian dari strategi ketahanan energi nasional. Dengan langkah yang tepat, Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi pelopor dalam penggunaan energi nuklir yang bersih dan berkelanjutan, sambil membantu mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil.
Baca Juga : Torehan Skor Tertinggi Lakers dalam 37 Tahun melawan Pacers
Jangan ketinggalan perkembangan terbaru! Ikuti update berita terkini di anomali.id ! Dapatkan informasi terpercaya dan terbaru setiap hari.
2 thoughts on “Indonesia dan Energi Nuklir di Atom Expo 2024”